Bagaimana generasi mendatang Bangsa Indonesia, bila anak-anak SD dan SMP mampu membaca buku dengan mata tertutup? Itulah, kenyataan yang terjadi sekarang ini. Tak kurang dari 30 orang anak antara usia 5-16 tahun atau masih duduk dibangku SD dan SMP SMK I Jenangan Ponorogo, sedang berdemonstrasi membaca buku pelajaran dalam keadaan mata tertutup rapat.
Bahkan, mereka berlari-lari main petak umpet sesama rekanya yang lain dalam keadaan sama yakni mata tertutup. Seakan, mereka berlarian dengan mata terbuka tanpa sehelai kain pun yang menutup kedua matanya. Demikian pula, mereka mampu menebak kartu remy. Sekalipun, kartu tersebut--dalam keadaan terbalik. Tidak hanya itu, mereka juga mampu menebak warna-warni sebuah gambar baik karya miliknya maupun karya orang lain.
Wow… Apakah itu, termasuk golongan mejig (ghaib) atau telepaty, jawabnya bukan. Untuk lebih jelasnya, marilah kita menyimak ungkapan salah satu siswa setempat. Zayyin Ilma Slikhah, salah satu siswi kelas 4 MTS Negeri Nurul Hudah Ponorogo. Ia sebenarnya mempunyai hobi berenang, bukan seperti sekarang ini yakni main tebak-tebakan. “Ini, hanya selingan saja untuk mengisi waktu luang,” kata Ilma, lirih saat ditemui di sekolahnya, Jum’at (30/4/2010).
Lebih lanjut Ilma menjelaskan kepandaian yang dimilik itu bermula belajar dari seorang teman ayahnya. Dimana para pesertanya semua masih anak. Sedang peserta orang dewasa, tidak diperbolehkan. “Saya dan teman-teman ikut belajar, cuma dua hari saja kok,” katanya.
Disinggung bagaimana saat mengindra benda yang ada di depannya? Ilma mengaku ketika bermain petak umpet, lalu teman yang bersembuyi tetap kelihatan hitam seperti gambar. Bahkan, wajahnya persis dan dalam keadaan terhalang pohon bunga yang digunakan untuk persebunyian. “Pohon bunganya tidak tampak, yang tampak hanyalah gambar temannya saya,” akunya, sembari tersenyum.
Begitu juga ketika menebak warna yang terjadi, bukanlah warna itu nampak dimata. Akan tetapi, insting di otak mengatakan sebuah warna tertentu dan yang terjadi kenyataannya setelah dilihat dengan mata adalah persis dengan warna yang dikatakan insting. Demikian pula, ketika harus berjalan menaiki tangga. Maka, indra yang diterima otak adalah wujud gambar tangga yaitu warna hitam seperti gambar disebuah buku hanya saja tidak berwarna. Lalu, saat melangkahkan kaki, maka langkahnya menyesuaikan dengan apa yang di indra otak tengah berwujud gambar.
“Hasilnya, saya melangkah dengan pasti dan tanpa harus jatuh. Kalau kita yang manusia wajar ini, kan hanya memakai otak kanan dan kiri. Padahal, otak kanan jarang-jarang dipakai kecuali orang kidal. Karena sering kali menggunakan organ tubuh sebelah kiri, maka yang bekerja otak sebelah kanan,” tutur Ilma, anak pasangan suami istri Jadie dan Binti warga asal Desa Maguwon RT 01/RW 01, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo. Ilma menambahkan bahwa betapa dasyatnya otak tengah yang kita miliki ini. Karena dapat mengindra tanpa memakai mata. “Barang kali ada teman-teman yang kepengin bisa, nanti dapat saya tunjukan bagaimana harus training,” katanya.*(sug/jay)
(Cakrawalainfo.com (Ponorogo) -)
6 comments:
wow...
baru tahu nie...
cah Ponorogo pancen kondang.. hhehe
yah begtulah kehebatannya warock warik ponorogo kang................
bagaiman car mempelajari otak agar bisa berfunsi seperti ini yahh..keren sobb
waaahhh makin hebat aja ne putra/i Indonesia sambil tutup mata bisa membaca klo saya menghapal aja kadang2 lupa wkwkwkwkwk :))
Future Your Information
Fast Make Money to Your Business
luar biasa sob.. dengan mata tertutup bisa baca dan bermain sungguh keajaiban.
wahh dedy corbuzier kalah neh,
mantab....
Post a Comment